Emas sudah lama menjadi pilihan utama bagi banyak orang, baik sebagai investasi jangka panjang maupun untuk kebutuhan aksesoris sehari-hari. Namun, apa yang membuat logam mulia ini begitu menarik?
Bagi investor pemula yang ingin menghindari risiko tinggi, emas sering dianggap sebagai opsi yang aman.
Banyak orang merasa lebih nyaman menyimpan emas daripada langsung berinvestasi di saham atau obligasi yang memiliki volatilitas tinggi dan lebih kompleks.
Selain itu, pergerakan harga emas cenderung sangat dinamis. Sebagai contoh, harga emas di Indonesia pada tahun 2015 hanya berkisar antara Rp. 490.000 hingga Rp. 530.000 per gram.
Namun, pada tahun 2024 harga emas menjadi Rp. 1.254.000 per gram. Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan harga emas naik turun? Simak uraian berikut.
Penyebab Harga Emas Naik dan Turun
Jika disimpulkan, maka ada lima faktor utama yang menjadi penyebab harga emas naik dan turun. Semuanya bisa kamu simak seperti dibawah ini:
1. Ketidakpastian Kondisi Global
Kondisi global seperti politik, resesi, krisis, ekonomi atau perang sering menjadi pemicu naik dan turunnya harga emas. Kenapa bisa begitu? Misalnya, ingatlah kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 untuk menjatuhkan Presiden Soeharto.
Dalam situasi ekonomi dan politik yang kacau, emas sering dianggap sebagai aset penyelamat. Karena itu, saat terjadi krisis atau perang, harga emas biasanya melonjak.
Baru-baru ini, berita kenaikan harga emas disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Situasi ini membuat banyak investor beralih ke aset aman seperti emas, menyebabkan harga emas naik.
Namun, saat situasi global mereda, minat terhadap emas sebagai safe haven bisa berkurang, dan harga emas mungkin turun karena investor kembali mencari aset berisiko.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mencatat bahwa emas sering dipilih sebagai investasi saat ketidakpastian ekonomi global.
Ada tiga alasan utama mengapa emas menjadi pilihan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil atau gejolak geopolitik:
- Nilai emas tetap stabil meski terjadi inflasi atau deflasi.
- Nilai emas tetap terjaga selama krisis ekonomi atau perang.
- Permintaan akan emas tidak menurun meskipun ketersediaannya terbatas.
Dengan alasan-alasan ini, tidak mengherankan jika pamor emas biasanya meningkat saat krisis melanda.
2. Penawaran dan Permintaan Emas
Sama seperti barang dan komoditi lainnya, harga emas juga dipengaruhi oleh hukum penawaran dan permintaan. Ketika permintaan emas lebih tinggi daripada penawaran, harga emas cenderung mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika penawaran lebih banyak dibandingkan permintaan, harga emas akan menurun.
Yang menarik, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Selain diperoleh dari pertambangan, emas juga dihasilkan dari daur ulang.
Dua sumber berbeda memberikan estimasi jumlah total emas di dunia. Thomson Reuters GFMS memperkirakan total emas mencapai 171.300 ton, sementara James Turk dari Gold Money memperkirakan ketersediaan emas sekitar 155.244 ton.
3. Inflasi
Inflasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga barang, termasuk harga emas. Ketika tingkat inflasi meningkat, harga emas cenderung naik.
Kenapa demikian? Saat inflasi tinggi, masyarakat enggan menyimpan uang yang nilainya bisa menurun dan lebih memilih berinvestasi dalam emas, yang dianggap lebih stabil dan aman.
Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap emas sebagai investasi, harga emas pun ikut melonjak.
4. Kebijakan Moneter
Harga emas sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral Amerika Serikat, atau yang dikenal sebagai The Fed. Salah satu kebijakan utama yang memengaruhi harga emas adalah perubahan suku bunga.
Ketika The Fed menurunkan suku bunga, emas cenderung mengalami kenaikan harga. Hal ini terjadi karena suku bunga rendah membuat dolar kurang menarik sebagai pilihan investasi, sehingga orang-orang lebih memilih menempatkan uang mereka dalam bentuk emas.
Sebaliknya, jika suku bunga naik, harga emas bisa turun. Contohnya, saat ini The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Akibatnya harga emas mengalami lonjakan.
5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat
Harga emas di Indonesia mengacu pada harga internasional emas yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke rupiah. Oleh karena itu, harga emas lokal sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, harga emas lokal cenderung naik. Sebaliknya, ketika rupiah menguat, harga emas lokal biasanya turun.
Bagaimana, apakah kamu sudah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas? Jika iya, saatnya mempertimbangkan untuk mulai berinvestasi emas.
Namun, ingatlah untuk tidak mudah panik atau mengikuti kabar burung tanpa dasar.
Pastikan kamu melakukan analisis mendalam dan memahami seluk-beluk investasi emas sebelum membuat keputusan.
Dengan cara ini, kamu bisa menghindari kerugian yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang situasi pasar, baik di tingkat lokal maupun global.
Tidak ada komentar: